Makalah Sejarah
Kemerdekaan Indonesia
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
1.
Asmal Hastiawan
2.
Rana Afsana
3.
Balgis
4.
Anggi Arum Yudiana
5.
Moh.Abdhanie Rizkiansyah
Guru pembimbing : RIAN RIFANA S.pd
Tahun
Pelajaran
2014/2015
Kata pengantar
Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”SEJARAH KEMERDEKAAN INDONESIA”.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”SEJARAH KEMERDEKAAN INDONESIA”.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh
banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua, teman kelompok dan guru
pembimbing yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar.
Makalah yang kami buat ini bertujuan
agar pembaca mengetahui sejarah kemerdekaan indonesia. Dari tujuan tersebut,
kami berharap bahwa pembaca sadar akan sulitnya dalam meraih kemerdekaan negara
indonesia, oleh karena itu kita harus bekerja keras membawa negara kita untuk
semakin berkembang dan maju serta tidak terlalu berharap dengan negara-negara
lain.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas
dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat
lebih baik lagi.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
DAFTAR
ISI
SAMPUL………………………………………………………………………………………………………..
1
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………………..… 2
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………………………... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah…………………………………………………………………… 4
B. Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………… 4
C. Tujuan……………………………………………………………………………………………..
4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Proses Persiapan Kemerdekaan
Indonesia
BPUPKI…………………………………………………………………………………………… 5
PPKI………………………………………………………………………………………………. 7
Perbedaan Dan Kesepakatan yang Muncul dalam sidang
PPKI………. 8
B. Peristiwa Terbentuknya Proklamasi Sampai Terbentuknya NKRI……. 9
A. Kekalahan Jepang dan
Kekosongan Kekuasaan……………………………. 9
B. Persiapan Kemerdekaan
Indonesia………………………………………………. 10
C. Peristiwa
RengasDengklok…………………………………………………………… 10
D. Penyusunan Teks Proklamasi……………………………………………………….
13
E. Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia……………………………………………. 13
F. Makna
Proklamasi………………………………………………………………………. 15
G. DUKUNGAN DAERAH TERHADAP PEMBENTUKAN
NEGARA DAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA………………………… 16
BAB III PENUTUP
A. Penutup……………………………………………………………………………………….
17
B. Saran……………………………………………………………………………………………
17
DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………………………………………………………………………....
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai puncaknya
dengan pengucapan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno pada
tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia adalah Negara yang baru lahir sehingga masih
rentan dengan penjajahan bangsa asing maupun pemberontakan bangsa sendiri. Agar
kemerdekaan bangsa Indonesia bisa bertahan, maka diperlukan suatu pemerintahan
yang kokoh yang mencerminkan jiwa, kepribadian bangsa Indonesia.
Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Demikian bunyi alinea pertama Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Pernyataan itu merupakan reaksi terhadap kenyataan bahwa selama berabad-abad
bangsa Indonesia telah dijajah oleh bangsa asing, yang terakhir adalah
pendudukan tentara Jepang. Selama berabad-abad itu pula bangsa Indonesia
melakukan perlawanan dan perjuangan yang gigih tiada hentinya, untuk
membebaskan diri dari belenggu penjajahan.
Dan
perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Maka dengan proklamasi kemerdekaan yang dinyatakan pada tanggal 17
Agustus 1945, terbentuklah Negara Indonesia. Metamorfosis bentuk pemerintahan
sejak Indonesia merdeka telah mencapai paripurna yang ditetapkan bentuk Negara
dan sistem pemerintahan Indonesia. Mengacu pada UUD 1945, dapat diketahui bahwa
Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republik dengan
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD 1945. Hal ini
sebagaimana tertera dalam UUD 1945 pasal I ayat 1 dan 2.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persiapan Negara Indonesia
untuk merdeka?
2. Apa Saja peristiwa penting sekitar
proklamasi kemerdekaan indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui latar belakang persiapan
kemerdekaan indonesia.
2. Mengetahui peristiwa sekitar
proklamasi kemerdekaan indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Pada tahun 1944 Jepang terdesak
dalam Perang Asia Pasifik, sehingga untuk menarik simpati rakyat Indonesia agar
mau membantu Jepang dalam Perang ini. Maka Perdana Menteri Jepang, Koiso
memberikan janji kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Untuk
merealisasikan janji tersebut, Maka di bentuklah BPUPKI (Badan Penyrlidik Usaha
– Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepangnya Dokoritzu
Djunbi Coosakai.
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia)
BPUPKI dibentuk pada tanggal 1 Maret
1945, Letnan Jendral Kumakici Harada selaku Panglima Perang, mengumumkan
pembentukan BPUPKI. Lalu pada tanggal 29 April 1945, BPUPKI resmi dibentuk,
sementara anggotanya di lantik pada tanggal 28 Mei 1945, dengan struktur keanggotaan
Dr. Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketua, Soeroso dan Ichi
Bangase sebagai wakil. Jumlah anggota BPUPKI awalnya berjumlah 60
orang, lalu bertambah lagi 6 orang sehingga jumlah keseluruhan anggotanya
adalah 66 orang.
Wakil:
ichibangase dan Soeroso
Sekretaris:
A.G Pringgodigdo
Anggota : 60
orang dan bertambah 6 orang
-Tugas
BPUPKI : untuk menyelidiki dan merencanakan pemerintah Indonesia yang akan
menerima kemerdekaan dari jepang dan menyusun ramncangan UUD.
BPUPKI mengadakan
siding sebanyak dua kali.
-sidang pertama: (29 Mei 1945-1 Juni 1945 )
-sidang pertama: (29 Mei 1945-1 Juni 1945 )
Hasil sidang
pertama=
- konsep
dasar Negara atau yang biasa kita sebut sebagai Pancasila.
- Dalam
sidang ini ada 3 tokoh yang menyampaikan konsep dasar Negara (Pancasila),
yaitu :
Dengan bunyi
konsep Dasar Negara :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2.
Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4.
Kerakyaktan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
- Mr.
Supomo (31 Mei 1945)
Dengan bunyi konsep Dasar Negara :
1. Persatuan
2.
Kekeluargaan
3.
Keseimbangan lahir dan bathin
4.
Musyawarah
5. Keadilan
Rakyat
- Ir.
Soekarno (1 Juni 1945)
Dengan bunyi konsep Dasar Negara : - Kebangsaan
Indonesia
- Internasionalisme
atau peri kemanusiaan
- Mufakat
atau Demokrasi
- Kesejahteraan
Sosial
- Ketuhanan
Yang Maha Esa
Sebelum siding BPUPKI yang pertama
selesai, terjadi masa Reses (istirahat). Pada masa Reses ini terbentuklah Panitaia
Sembilan yang bertugas untuk membahas kembali Konsep Dasar Negara yg di
rumuskan pada saat siding Pertama BPUPKI untuk mencapai kesepakatan yang
menjadi Dasar Negara bagi Negara Indonesia.
Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia
Sembilan mengadakan pertemuan di rumah Laksamana Maeda untuk membahas usul –
usul mengenai asas dasar yang telah dikemukakan pada saat siding pertama
BPUPKI.
Kesembilan
anggota Panitia Sembilan adalah :
- Ir.
Sukarno (Ketua)
- Drs.
Moh. Hatta (Wakil)
- Mr. A.A
Maramis
- Abikoesno
Tjokrosoejoso
- Abdul
Kahar Muadzakir
- Hadji
Agoes Salim
- Mr.
Achmad Soebardjo
- K.H
Wachid Hasyim
- Mr.
Muhammad Yamin
Hasil kerja panitia Sembilan di sebut Jakarta Charter
atau Piagam Jakarta, yang di dalamnya terdapat rumusan Pancasila. Yaitu :
- Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk – pemeluknya.
- Kemanusiaan
yang adil dan beradab
- Persatuan
Indonesia
- Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan.
- Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sidang kedua
BPUPKI(10 – 17 Juli 1945):
- Hasil
dari sidang kedua ini adalah rancangan UUD 1945.
Selanjutnya, BPUPKI membentuk Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perang UUD dengan suara bulat menyetujui isi Pembukaan UUD yang diambil dari Piagam Jakarta.
Paniti Perancang UUD kemudian membentuk panitia kecil yang diketuai oleh prof. Dr. Soepomo. Tugas panitia kecil perancang UUD adalah menyempurnakan dan menyusun kembali rancangan UUD yang telah disepakati . Dalam kesempatan itu, dibentuk pula “Panitia Penghalus Bahasa” yang terdiri atas Prof. Dr. Husein Djajadiningrat, Prof. Dr. Soepomo dan H. Agoes Salim
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia)
Tanggal 7 agustus 1945, BPUPKI
dibubarkan karena dianggap telah selesai menyelesaikan tugasnya, dan
digantikan dengan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam
bahasa Jepangnya, Dokoritzu Djunbi Inkai. PPKI dibentuk atas usulan
Jendral Terauchi. Keanggotaannya dilantik pada tanggal 9 Agustus 1945 di
Dallat, Vietnam Selatan oleh Jendral Terauchi, dengan Ir. Sukarno
sebagai Ketua, Drs. Moh. Hatta sebagai wakil. Anggota
PPKI awalnya berjumlah 21 orang, lalu, bertambah 6 orang sehingga jumlah akhir
anggota PPKI sebanyak 27 orang
Dibentuk: 7
agustus 1945 atas usulan Jendral terauchi.
keanggotaan dilantik: 9 Augustus 1945 di Dallat, Vietnam Selatan oleh jendral Terauchi
Ketua: Ir.Sukarno
Wakil: Drs. moh hatta
anggota: 21 orang bertambah 6 orang.
keanggotaan dilantik: 9 Augustus 1945 di Dallat, Vietnam Selatan oleh jendral Terauchi
Ketua: Ir.Sukarno
Wakil: Drs. moh hatta
anggota: 21 orang bertambah 6 orang.
Tugas PPKI :
- mempersiapkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan pemindahan kekuasaan dari jepang ke
Indonesia dan menetapkan UUD 1945.
PPKI
mengadakan siding sebanyak dua kali. Sidang pertama pada tanggal 18 Agustus
1945. Hasilnya adalah sebagai berikut
- Menetapkan
UUD 1945
- Memilih
Ir. Sukarno sebagai presiden dan Mr. Moh Hatta sebagai wakil presiden
- Untuk
sementara tugas presiden dibantu oleh Komite Nasional sebelum terbentuknya
MPR
Pada sidang ini, dilakukan
pengesahan dasar Negara yang sebelumnya dirumuskan oleh panitia Sembilan.
Pengesahan ini dilakukan dengan mencoret/mengganti bunyi sila pertama “ Dengan
kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk – pemeluknya” menjadi “
Ketuhana yang maha esa”
Pada tanggal 19 Agustus 1945, PPKI melaksanakan sidang
keduanya yang menghasilkan dua buah keputusan, yaitu :
- Menetapkan
12 kementrian dalam lingkungan pemerintahan yaitu, Kementrian Dalam
Negeri, Luar Negeri, Kehakiman, Keuangan, Kemakmuran, Kesehatan,
Pengajaran, Sosial, Pertahanan, Penerangan, Perhubungan, dan Pekerjaan
Umum.
- Membagi
daerah Republik Indonesia dalam 8 provinsi, yaitu Sumatra, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.
Dan pada akhirnya, PPKI mengadakan
sidangnya yang ketiga pada tanggal 22 Agustus 1945 dan berhasil mengambil
keputusan untuk membentuk Komita Nasional Indonesia Pusat dan Daerah, Partai
Nasional Indonesia, serta Badan Keamanan Rakyat.
Perbedaan dan Kesepakatan yang Muncul dalam Sidang PPKI
Pada sidang pertama PPKI rancangan UUD hasil kerja BPUPKI dibahas kembali.
Pada pembahasannya terdapat usul perubahan yang dilontarkan kelompok Hatta.
Mereka mengusulkan dua perubahan.
Pertama, berkaitan dengan sila pertama yang semula berbunyi ”Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi
”Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Kedua, Bab II UUD Pasal 6 yang semula berbunyi ”Presiden ialah orang Indonesia
yang beragama Islam” diubah menjadi ”Presiden ialah orang Indonesia asli”.
Semua usulan itu diterima peserta sidang. Hal itu menunjukkan mereka sangat
memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa. Rancangan hukum dasar yang
diterima BPUPKI pada tanggal 17 Juli 1945 setelah disempurnakan oleh PPKI
disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. UUD itu kemudian dikenal
sebagai UUD 1945. Keberadaan UUD 1945 diumumkan dalam berita Republik Indonesia
Tahun ke-2 No. 7 Tahun 1946 pada halaman 45–48.
Pembukaan (mukadimah) UUD 1945 terdiri atas empat alinea. Pada Alenia ke-4 UUD 1945 tercantum Pancasila sebagai dasar negara yang berbunyi sebagai berikut.
Pembukaan (mukadimah) UUD 1945 terdiri atas empat alinea. Pada Alenia ke-4 UUD 1945 tercantum Pancasila sebagai dasar negara yang berbunyi sebagai berikut.
Pancasila
|
|
· Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan
peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan
·
Penjelasan UUD 1945 terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal.
Susunan dan rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945
merupakan perjanjian seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mulai saat itu
bangsa Indonesia membulatkan tekad menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
B.PERISTIWA
SEKITAR PROKLAMASI SAMPAI TERBENTUKNYA NKRI
Proklamasi adalah pernyataan suatu bangsa untuk bebas
dari penjajajahan. Bangsa Indonesia telah melewati peristiwa itu setelah
pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklasikan kemerdekaan. Sejak saat itu
Indonesia berdaulat sebagai negara merdeka dalam bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
A. KEKALAHAN
JEPANG DAN KEKOSONGAN KEKUASAAN
Perang Dunia II terjadi setalah Jepang membombardir
Pearl Harbour pada 7 Desember 1941. Hancurnya Pearl Harbour, ternyata
memudahkan Jepang untuk mewujudkan citacitanya, yaitu membentuk
persekemakmuran Asia Timur Raya. Daerah-daerah di Asia Timur dan
Asia Tenggara, termasuk Indonesia berhasil diduduki oleh Jepang.
Pembentukan Persekemakmuran Asia Timur Raya berhasil diwujudkan, meskipun
hanya untuk sementara.
Serangan Jepang ke Indonesia (Hindia Belanda)
pertama-tama terjadi 11 Januari 1942 dengan mendarat di Tarakan (Kalimantan
Timur). Balikpapan yang merupakan daerah yang kaya akan minyak bumi, jatuh
ketangan Jepang 24 Januari 1942, disusul kemudian Pontianak 29 Januari
1942, Samarinda 3 Pebruari 1942, Banjarmasin 10 Pebruari 1942. Dalam
perkembangannya, Jepang mulai mengalami kesulitan, terutama setelah
Amerika Serikat menarik sebagian pasukannya dari Eropa. Pada bulan Mei
1942, serangan Jepang terhadap Australia dapat dihentikan karena tentara
Jepang menderita kekalahan dalam pertempuran Laut Koral (Karang). Serangan
Jepang terhadap Hawai juga dapat digagalkan oleh tentara Amerika Serikat
dalam pertempuran di Midway pada bulan Juni 1942. Kekalahan Jepang
terhadap Sekutu, dengan ditanda tanganinya perjanjian Post Dam, maka
secara resmi Jepang menyerahkan kekuasaan pada Sekutu. Dengan demikian
di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan. Kesempatan ini oleh bangsa
Indonesia dimanfaatkan
untuk memproklamasikan kemerdekaan.
Untuk mengakhiri peperangan ini,
maka pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom yang
pertama di atas kota Hirosyima. Tiga hari kemudian, tanggal 9 Agustus
1945, bom atom kedua dijatuhkan lagi di atas Nagasaki. Akibatnya bukan saja
membawa kerugian material, karena hancurnya kedua kota tersebut dan
banyaknya penduduk yang menemui ajalnya. Tetapi secara politis telah
mempersulit kedudukan Kaisar Hirohito, karena harus dapat menghentikan
peperangan secepatnya guna menghindari adanya korban yang lebih banyak
lagi. Hal ini berarti bahwa Jepang harus secepatnya menyerah kepada Sekutu
atau Serikat. Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal
14 Agustus 1945.
B. PERSIAPAN
KEMERDEKAAN INDONESIA
Karena terjadi kekalahan Jepang terhadap Sekutu dalam
beberapa pertempuran seperti yang disebutkan diatas, maka Jepang mulai ngobral
janji. Janji itu dikenal dengan janji kemereekaan. Bila bangsa Indonesia
mau membantu Jepang dalam menghadapi Sekutu, maka kelak kemudian hari akan
diberikan kemerdekaan. Untuk mengawalinya dibentuklah Badan yang bertugas
menyiapkan segala sesuatu berkaitan dengan kemerdekaan yang dijanjikan.
Pemerintah Jepang membentuk BPUPKI yang dlam perkembangannya berubah
menjadi PPKI.
Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu
tanpa syarat (unconditional surrender). Hal ini diumumkan oleh Tenno Heika
melalui radio. Kejadian itu jelas mengakibatkan pemerintah Jepang tidak
dapat meneruskan janji atau usahanya mengenai kemerdekaan Indonesia. Soal
terus atau tidaknya usaha mengenai kemerdekaan Indonesia tergantung
sepenuhnya kepada para pemimpin bangsa Indonesia. Sementara itu Sutan
Sjahrir sebagai seorang yang mewakili pemuda merasa gelisah karena telah
mendengar melalui radio bahwa Jepang telah kalah dan memutuskan
untuk menyerah pada Sekutu. Sjahrir termasuk tokoh pertama yang mendesak agar
proklamasi kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan oleh Sukarno-Hatta
tanpa harus menunggu janji Jepang. Itulah sebabnya ketika mendengar
kepulangan Sukarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat dari Dalat (Saigon),
maka ia segera datang ke rumah Hatta dan memintanya untuk memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia, tanpa harus menunggu dari pemerintahan Jepang.
Hatta tidak dapat memenuhi permintaan Sjahrir maka diajaknya ke rumah
Sukarno. Namun Sukarno belum dapat menerima maksud Sjahrir dengan alasan
bahwa Sukarno hanya bersedia melaksanakan proklamasi, jika telah diadakan
pertemuan dengan anggota-anggota PPKI lain. Dengan demikian tidak
menyimpang dari rencana sebelumnya yang telah disetujui oleh pemerintah
Jepang. Selain itu Sukarno akan mencoba dulu untuk mengecek kebenaran berita
kekalahan Jepang tersebut.
C. PERISTIWA
RENGASDENGKLOK
Sikap Sukarno dan Hatta tersebut memang cukup
beralasan karena jika proklamasi dilaksanakan di luar PPKI, maka Negara
Indonesia Merdeka ini harus dipertahankan pada Sekutu yang akan mendarat di
Indonesia dan sekaligus tentara Jepang yang ingin menjaga status quo
sebelum kedatangan Sekutu. Sjahrir kemudian pergi ke Menteng Raya (markas
para pemuda) bertemu dengan para pemuda seperti: Sukarni, BM Diah, Sayuti
Melik dan lain-lain.
Kelompok muda menghendaki agar Sukarno-Hatta
(golongan tua) segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Menurut
golongan muda, tidak seharusnya para pejuang kemerdekaan
Indonesia menunggu-nunggu berita resmi dari Pemerintah Pendudukan Jepang.
Bangsa Indonesia harus segera mengambil inisiatifnya sendiri untuk
menentukan strategi mencapai kemerdekaan. Golongan muda kemudian
mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan
Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945, pukul 20.30. Hadir antara lain Chaerul
Saleh, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Wikana, dan
Alamsyah. Rapat itu dipimpin oleh Chaerul Saleh dengan menghasilkan
keputusan tuntutan-tuntutan golongan pemuda yang menegaskan bahwa
kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia
sendiri. Yang mendapat kepercayaan dari teman-temanya untuk menemui
Sukarno adalah Wikana dan Darwis.
Oleh Wikana dan Darwis, hasil keputusan itu
disampaikan kepada Sukarno jam 22.30 di kediamannya, Jalan Pegangsaan
Timur, No 56 Jakarta. Namun sampai saat itu Sukarno belum bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI. Di sini terjadi
perdebatan sengit antara Sukarno dengan Wikana dan Darwis. Dalam
perdebatan itu Wikana menuntut agar proklamasi dikumandangkan oleh Sukarno
pada keesokan harinya.
Peristiwa ini menunjukkan adanya ketegangan antara
kelompok tua dengan kelompok muda yang memiliki sifat, karakter, cara
bergerak, dan dunianya sendiri-sendiri. Perbedaan pendapat itu tidak hanya
berhenti pada adu argumentasi, tetapi sudah mengarah pada tindakan
pemaksaan dari golongan muda. Tentu saja semua itu demi
kemerdekaan Indonesia.
Para pemuda itu kembali mengadakan pertemuan dan
membahas tindakan-tindakan yang akan dibuat sehubungan dengan penolakan
Soekarno-Hatta. Pertemuan ini masih dipimpin oleh Chaerul Saleh yang tetap
pada pendiriannya bahwa kemerdekaan harus tetap diumumkan dan itu harus
dilaksankaan oleh bangsa Indonesia sendiri, tidak seperti
yang direncanakan oleh Jepang. Orang yang dianggap paling tepat untuk
melaksanakan itu adalah Soekarno-Hatta. Karena mereka menolak usul pemuda
itu, pemuda memutuskan untuk membawa mereka ke luar kota yaitu
Rengasdengklok, letaknya yang terpencil yakni 15 km ke arah jalan raya
Jakarta-Cirebon. Menurut jalan pemikiran pemuda jika Soekarno-Hatta masih
berada di Jakarta maka kedua tokoh ini akan dipengaruhi dan ditekan oleh
Jepang serta menghalanginya untuk memproklamirkan kemerdekaan ini
dilakukan.
Pemilihan Rengasdengkolk sebagai tempat pengamanan
Soekarno-Hatta, didasarkan pada perhitungan militer. Antara anggota Peta
Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak mereka
mengadakan latihan bersama. Secara geografis, Rengasdengklok letaknya
terpencil. Dengan demikian akan dapat dilakukan deteksi dengan mudah
terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok,
baik yang datang dari arah Jakarta, maupun dari arah Bandung atau Jawa
Tengah. Tujuan penculikan kedua tokoh ini selain untuk mengamankan mereka
dari pengaruh Jepang, juga agar keduanya mau segera memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang. Pada
dasarnya Soekarno dan Hatta tidak mau ditekan oleh anak-anak muda itu,
sehingga mereka tidak mau memproklamirkan kemerdekaan. Dalam suatu pembicaraan
dengan Shodanco Singgih, Soekarno memang menyatakan kesediannya untuk
mengadakan proklamasi segera setelah kembali ke Jakarta. Melihat sikap
Soekarno ini, maka para pemuda berdasarkan rapatnya yang terakhir pada
pukul 00.30 waktu Jawa jaman Jepang (24.00 WIB) tanggal 16 Agustus 1945
terdapat
keputusan akan menghadakan penculikan terhadap
Soekarno dan Hatta dalam rangka upaya pengamanan supaya tidak terpengaruh
dari segala siasat Jepang. Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 (waktu
Jepang) atau pukul 04.00 WIB penculikan (menurut golongan tua)
dilaksanakan. Tidak diketahui secara jelas siapakah yang memulai peristiwa
ini. Ada yang mengatakan Sukarni-lah yang membawa Soekarno-Hatta dini hari ke
Rengasdengklok. Menurut Soekarno Sjahrir-lah yang menjadi pemimpin penculikan
dirinya dengan Hoh. Hatta.
Walaupun sudah diamankan ke Rengasdengklok, Soekarno-Hatta masih tetap
dengan pendiriannya. Sikap teguh Soekarno-Hatta itu antara lain karena
mereka belum percaya akan berita yang diberikan oleh pemuda serta berita
resmi dari Jepang sendiri belum diperoleh. Seorang utusan pemuda yang bernama
Yusuf Kunto dikirim ke Jakarta untuk melaporkan sikap Soekarno-Hatta dan
sekaligus untuk mengetahui persiapan perebutan kekuasaan yang dipersiapkan
pemuda di Jakarta.
Achmad Subardjo datang ke Rengasdengklok dan berhasil menyakinkan para
pemuda bahwa proklamasi pasti akan diucapkan keesokan harinya pada tanggal 17
Agustus 1945. Sehingga pada tangal 16 Agustus 1945 malam hari
Soekarno-Hatta dibawa kembali ke Jakarta. Sementara itu di Jakarta telah
terjadi kesepakatan antara golongan tua, yakni Achmad Soebardjo dengan
Wikana dari golongan muda untuk mengadakan proklamasi di Jakarta.
Laksamana Muda Maeda bersedia untuk menjamin
keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu
Jusuf Kunto dari pihak pemuda dan Soebardjo yang diikuti oleh sekretaris
pribadinya mbah Diro (Sudiro) menuju Rengasdengklok untuk menjemput
Soekarno. Semua ini dilakukan tidak lepas dari rasa prihatin sebagai orang
Indonesia, sehingga terpanggil untuk menghusahakan agar proklamasi
kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan secepat mungkin.
Namun sebelumnya perlu mempertemukan perbedaan
pendapat antara golongan tua dan muda. Untuk itu maka Soekarno dan
Hoh. Hatta harus terlebih dahulu kembali dari Rengasdengklok ke Jakarta.
Rombongan yang terdiri dari Achmad Soebardjo, Sudiro dan Yusuf Kunto
segera berangkat menuju Rengasdengklok, tempat dimana Soekarno dan
Moh.Hatta diamankan oleh pemuda. Rombongan tiba di Rengasdengklok pada jam
19.30 (waktu Tokyo) atau 18.00 (waktu Jawa Jepang) atau pukul 17.30 WIB
dan bermaksud untuk menjemput dan segeramembawa Seoekarno-Hatta pulang ke
Jakarta. Perlu ditambahkan juga, disamping Soekarno dan Hatta ikut serta
pula Fatmawati dan Guntur Soekarno Putra. Peranan Achmad Subardjo sangat
penting dalam peristiwa ini, karena mampu mempercayakan para pemuda, bahwa
proklamasi akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB.
Ini dapat dikabulkan dengan jaminan nyawanya sebagai taruhannya. Akhirnya
Subeno komandan kompi Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno-Hatta ke
Jakarta. Achmad Subardjo adalah seorang yang dekat dengan golongan tua maupun
muda,bahkan dia juga sebagai penghubung dengan pemuka angkatan laut Jepang
Laksamana Madya Maeda. Dan melalui dia, Maeda menawarkan rumahnya sebagai
tempat yang amandan terlindung untuk menyusun naskah Proklamasi Kemerdekaan
Republik yang sudah lama ditunggu-tunggu.
D. PENYUSUNAN TEKS PROKLAMASI
Bertitik tolak dari keadaan yang demikian, kedudukan
Maeda baik secara resmi maupun pribadi menjadi sangat penting. Dan justru
dalam saat-saat yang genting itu, Maeda telah menunjukkan kebesaran
moralnya. Berdasarkan keyakinan bahwa kemerdekaan merupakan aspirasi
alamiah dan yang tidak terhindarkan dukungannya kepada tujuan kebebasan Indonesia. Di
tempat kediaman Maeda Jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta teks prokamasi
ditulis. Kalimat yang pertama yang berbunyi “Kami rakyat Indonesia dengan
ini menyatakan kemerdekaan kami” kemudian berubah menjadi “Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” berasal dari Achmad
Subardjo. Kalimat kedua oleh Soekarno yang berbunyi “Halhal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara
yang secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”.
Kedua kalimat ini kemudian digabung dan disempurnakan oleh Moh. Hatta
sehingga berbunyi seperti teks proklamasi yang kita miliki
sekarang.Sekarang timbullah masalah siapakah yang akan menandatangani naskah
proklamasi. Soekarno menyarankan agar semua yang hadir menandatangai
naskah proklamasi itu selaku “Wakil-wakil Bangsa Indonesia”. Saran itu
mendapat tantangan daripara pemuda. Kemudian Sukarni selaku salah seorang
pimpinan pemuda mengusulkan, agar Soekarno-Hatta menandatangani atas nama
bangsa Indonesia. Usul ini diterima dengan suara bulat. Selanjutnya
Soekarno minta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah tulisan
tangan tersebut.
E. PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Sebelum teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dibacakan, terlebih dahulu Soekarno menyampaikan pidatonya, lengkapnya
sebagai berikut:
Saudara-saudara sekalian !
Saja sudah minta saudara-saudara hadlir disini untuk menjaksikan satu
peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita
bangsa Indonesia telah berdjoang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan
telah beratus-ratus tahun ! Gelombangnja aksi kita untuk
mentjapai kemerdekaan kita itu ada naik dan ada turunnya, tetapi djiwa
kita tetap menudju kearah tjita-tjita.
Djuga di dalam djaman Djepang, usaha kita untuk mentjapai kemerdekaan
nasional tidak henti-henti. Didalam djaman Djepang ini, tampaknja sadja
kita menjandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita
menjusun tenaga kita sendiri, tetap kita pertjaja kepada kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnja kita benar-benar mengambil
nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri. Hanja
bangsa jang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri
dengan kuatnja. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musjawarat dengan pemuka-pemuka
rakjat Indonesia, dari seluruh Indonesia. Permusjawaratan itu seia-sekata
berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnja untuk menjatakan kemerdekaan
kita.
Saudara-saudara ! Dengan ini kami njatakan kebulatan tekad itu. Dengarlah
proklamasi
kami:
Ada tiga perubahan yang terdapat pada naskah yaitu
kata tempoh diganti menjadi tempo, sedangkan wakil-wakil bangsa Indonesia
diganti dengan Atas nama Bangsa Indonesia dan Djakarta 17-8-05 menjadi
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Teks Proklamasi ini
akhirnya diproklamirkan pada hari Jumat Legi pada pukul 10.00 WIB di Jalan
pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Dalam peristiwa proklamasi itu, disusunlah
acara sebagai berikut:
- Pembacaan
Proklamasi.
Disampaikan oleh Soekarno, kemudian dilanjutkan dengan pidato singkat berbunyi:Demikianlah, saudara-saudara !
Kita sekarang telah merdeka!
Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah-air kita bangsa kita!
Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka, Negara Republik
Indonesia, medeka kekal dan abadi.
Insya allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu! - Pengibaran
bendera Merah Putih.
Pengibaran dilaksanakan oleh Suhud dan Latief Hendradiningrat. Namun secara spontan peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, sehingga sampai sekarang pengibaran bendera Merah Putih dalam setiap upacara bendera selalu diiringi dengan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. - Sambutan
Wali Kota Suwirjo dan dr. Muwardi.
Peristiwa besar tersebut hanya berlangsung lebih kurang satu jam lamanya. Namun demikian pengaruhnya besar sekali, sebab perstiwa tersebut telah membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu bukan hanya sebagai tanda bahwa sejak itu bangsa Indonesia telah merdeka, tetapi di sisi lain juga merupan detik penjebolan tertib hukum kolonial dan sekaligus detik pembangunan bagi tertib hukum nasional, suatu tertib hukum Indonesia. Proklamasi kemerdekaan itu merupakan salah satu sarana untuk merealisasikan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur, serta untuk ikut membentuk “dunia baru” yang damai dan abadi, bebas dari segala penghisapan manusia oleh manusia dan bangsa oleh bangsa lain.
F. MAKNA
PROKLAMASI
Menurut kalimat-kalimat yang terdapat di dalam teks
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 berisi suatu pernyataan kemerdekaan
yang memberi tahu kepada bangsa Indonesia sendiri dan kepada dunia luar,
bahwa saat itu bangsa Indonesia telah merdeka, lepas dari penjajahan.
Bangsa Indonesia benar-benar telah siap untuk mempertahankan kemerdekaan
yang telah diproklamasikannya itu, demikian juga siap untuk
mempertahankan negara yang baru didirikan tersebut. Hal itu ditunjukkan
oleh kalimat pertama pada naskah
proklamasi yang berbunyi: “Kami banga Indonesia, dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia”. Apabila ditelaah, maka proklamasi kemerdekaan itu
mengandung beberapa aspek:
- Dari sudut Ilmu Hukum, maka proklamasi atau
pernyataan yang berisikan keputusan bangsa Indonesia telah
menghapuskan tata hukum kolonial untuk pada saat itu juga digantikan
dengan tata hukum nasional (Indonesia).
- Dari sudut politik-ideologis, maka proklamasi
atau pernyataan yang berisikan keputusan bangsa Indonesia telah
berhasil melepaskan diri dari segala belenggu penjajahan
dan sekaligus membangun perumahan baru, yaitu perumahan Negara
Proklamasi Republik Indonesia yang bebas, merdeka dan berdaulat
penuh.
- Proklamasi Kemerdekaan ialah suatu alat hukum
internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia, bahwa
bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri untuk
menggenggam seluruh hak kemerdekaan yang meliputi bangsa, tanah air,
pemerintahan dan kebahagiaan rakyat.
- Proklamasi sebagai dasar untuk meruntuhkan segala
hal yang mendukung kolonialisme, imperialisme dan selain itu
proklamasi adalah dasar untuk membangun segala hal yang berhubungan
langsung dengan kemerdekaan nasional.
- Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 juga dapat
dipandang sebagai puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai
kemerdekaannya. Perjuangan rakyat tersebut telah mengorbankan harta benda,
darah dan jiwa yang berlangsung sudah sejak berabad-abad lamanya
untuk membangun persatuan dan kesatuan serta merebut kemerdekaan
bangsa dari tangan penjajah.
- Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 bertujuan
untuk kebahagiaan seluruh rakyat Indonesia. Agar kita bahagia, antara
lain harus ada kesamaan diantara kita semua meliputi berbagai bidang
misalnya bidang ideologi, bidang politik, bidang ekonomi, bidang
hukum, bidang sastra kebudayaan, pendidikan dan lain-lain. Dengan
berhasil diproklamirkannya kemerdekaan, maka bangsa dan negara Indonesia
telah lahir sebagai bangsa dan negara yang merdeka, baik secara de
fakto maupun secara de yure.
G. DUKUNGAN DAERAH TERHADAP PEMBENTUKAN NEGARA
DAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA.
Proklamasi Kemerdekaan telah dibentuk negara Republik
Indonesia. Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh PPKI dalam rangka
untuk menyempurnakan Indonesia sebagai negara dengan pemerintahan yang sah
yaitu:
Pertama, pada tanggal 18 Agustus 1945
1). Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang dasar Republik Indonesia
yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
2). Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden.
3). Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai lembaga
legislatifnya.
Kedua, tanggal 19 Agustus 1945
1). Pembagian wilayah Indonesia menjadi, terdiri atas 8 propinsi yaitu;
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Borneo (Kalimantan), Sulawesi,
Maluku, Sunda Kecil, dan Sumatra.
2). Pembentukan Komite Nasional Indonesia di daerah.
3). Membentuk 13 kementrian yaitu; Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar
Negeri, Departemen Kehakiman, Departemen Keuangan, Departemen Kemakmuran,
Departemen Kesehatan, Departemen Pengajaran,Pendidikan dan Kebudayaan,
Departemen Sosial, Departemen Pertahanan, Departemen Perhubungan, dan
Departemen Pekerjaan Umum.
Ketiga, tanggal 22 Agustus 1945
1). Pembentukan Komite Nasional.
2). Pembentukan Partai nasional Indonesia,dan
3). Pembentukan Badan Keamanan Rakyat.
Kemerdekaan yang diproklamirkan tersebut ternyata
mendapat sambutan yang luar biasa dari daerah-daerah. Respon penting yang
perlu mendapat perhatian adalah dari Yogyakarta. Pada tanggal 5 September
1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan Negeri Ngayogyokarto
Hadidingrat yang bersifat kerajaan sebagai Daerah Istimewa dalam Negera
Republik Indonesia. Penyambutan kemerdekaan terus terjadi, pada tanggal 19
September 1945 terjadi dua peristiwa penting di tanah air secara
bersamaan. Di Surabaya terjadi peristiwa yang dikenal dengan nama Insiden
Bendera di Hotel Oranye yaitu perobekan bendera tiga warna
(merah, putih, dan biru) milik Belanda menjadi dua warna (merah putih). Di
Jakarta terjadi rapat raksasa di Lapangan IKADA (Ikatan Atletik Djakarta)
untuk menyambut Proklamasi Kemerdekaan Untuk menghindari terjadinya pertumpahan
darah, maka Presiden Soekarno berkata;
”Percayalah rakyat kepada pemerintah Republik Indonesia. Kalau memang saudara-saudara percaya kepada pemerintah Republik yang akan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan itu, walaupun dada kami akan dirobek-robek, kami tetap akan mempertahankan. Maka berilah kepercayaan itu kepada kami dengan cara tunduk kepada perintah-perintah dan tunduk kepada disiplin”.
”Percayalah rakyat kepada pemerintah Republik Indonesia. Kalau memang saudara-saudara percaya kepada pemerintah Republik yang akan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan itu, walaupun dada kami akan dirobek-robek, kami tetap akan mempertahankan. Maka berilah kepercayaan itu kepada kami dengan cara tunduk kepada perintah-perintah dan tunduk kepada disiplin”.
Di Yogyakarta, perebutan kekuasaan secara serentak
dimulai tanggal 26 September 1945. Sejak pagi semua pegawai instansi
pemerintahan dan perusahaan-perusahaan yang dikuasai oleh Jepang
mengadakan aksi pemogokan. Mereka memaksa orang-orang Jepang agar
menyerahkan kantormereka kepada orang Indonesia.
BAB III
PENUTUPAN
A.Penutup
Berdasarkan uraian
dari makalai ini, dapat disimpulkan bahwa untuk
mencapai kemerdekaan, Indonesia harus menunggu lama. Diantara usahanya adalah
dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Junbi Cosakai) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia.
Selain itu ada pula
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi kemerdekaan
indonesia diantaranya:
1.
Kekalahan jepang dan kekosongan
kekuasaan
2.
Persiapan kemerdekaan indonesia
3.
Peristiwa rengasdengklok
4.
Penyusunan proklamasi
5.
Proklamasi kemerdekaan indonesia
6.
Makna Proklamasi, dan
7.
Dukungan
daerah terhadap pembentukan negara dan pemerintahan republic indonesia
B.Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai
materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca khususnya guru dan teman-teman
untuk dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Makalah Latar Belakang dan Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan
Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
peristiwa
sekitar proklamasi sampai terbentuknya nkri
Trims, sangat bermanfaat...
BalasHapusterimakasih sudah mau memberi bantuan saya
BalasHapusNICE ARTIKEL, THANKS INFONYA GAN ^^
BalasHapusTHANKS INFONYA GAN ^^ JANGAN LUPA KUNJUNGI KEMBALI WEBSITE KAMI YAH ^^
BalasHapusartikelnya bagus gan sukses selalu ya ◙
BalasHapusARTIKELNYA BAGUS BANGET GAN ^^ SUKSES SELALU YAA☺ JANGAN LUPA KUNJINGI WEBSETE KAMI KEMBALI.TKS
BalasHapusTerima kasih blog Ny sangat bermanfaat Dan dapat memberikan pemberitahuan tentang kerja kerasnya Bangsa indonesia kita ini untuk memperebutkan kemerdekaan
BalasHapusVIMAX , HAMMER OF THOR , EXTENZE , EXTENZE ASLI
BalasHapusTESTO ULTRA , PENIRUM , VAKUM BATHMATE HYDROMAX , PROEXTENDER , ALAT VAKUM PEMBESAR PENIS , TITAN GEL , KLG ,
BalasHapusHAMMER OF THOR , HAMMER OF THOR , HAMMER OF THOR ASLI , EXTENZE , OBAT PEMBESAR PENIS , EZTENZE , VIAGRA ,
BalasHapusIndonesia merdeka saat kekosongan kekuasaan akibat kekalahan Jepang dari sekutu
BalasHapus